Rabu, 15 Juni 2022

Jurnalistik Media Digital. Safa Ramadhani dan Alfi Shafira Nurmaidah


Membawa Buah Hati Saat Pelatda PON XX Papua, Tak Membuat Zulita Menyerah Membawa Tim Ke Podium




Zulita Dwi Aprilia, seorang ibu sekaligus seorang atlet hoki bernomor punggung 5 mengatakan bahwa ia mengawali karir sebagai pehoki dari rasa penasaran dan ajakan dari teman ke UKM. Ia akhirnya tertarik untuk mencoba bermain hoki hingga bisa menjadi seorang atlet profesional serta mengikuti berbagai kejuaraan hoki. Tahun 2016, wanita yang akrab disapa dengan Julitenk merasa sangat senang dan bangga karena bisa bergabung dalam kejuaraan PON bidang olahraga hoki. Zulita sebelumnya hanya mengikuti pertandingan hoki antar universitas. Setelah banyak mengikuti berbagai pertandingan, pada tahun 2016 Zulita berkesempatan untuk mewakili daerah provinsi Jawa Tengah dalam kejuaraan PON cabang olahraga hoki di Jawa Barat kala itu. Pencapaian yang luar biasa bagi Timnya karena berhasil pulang berkalungkan medali Perunggu.

Pada tahun 2020, Zulita berkesempatan mengikuti kejuaraan PON untuk kedua kalinya. Namun, istri dari atlet Paralayang tersebut merasa memiliki tanggung jawab yang besar pada kejuaraan PON keduanya. Beberapa kendala sempat Ia alami saat Pelatda PON kali ini, salah satunya adalah kehamilannya. Ketika ia mengetahui bahwa ia positif mengandung pada tahun 2020 awal, tentu saja ia merasa kaget. Namun sebenarnya, rencana awal Zulita adalah tidak ingin mengikuti PON Papua karena ia sudah menikah pada 18 Desember 2018 yang lalu. Ia merasa ingin fokus kepada keluarga terlebih dahulu dan ingin berenti sejenak dari dunia olahraga.

Tetapi keberuntungan masih memihak kepadanya, pandemi Covid-19 membuat semua acara tertunda bahkan batal, termasuk PON XX Papua kemarin. Koni Indonesia telah menetapkan bahwa PON XX Papua akan ditunda selama satu tahun dikarenakan pandemi yang tak kunjung reda. Hal itu membuat ibu satu anak ini bahagia dan kembali bersemangat untuk menjalani latihan terpusat bersama timnya.

Julitenk bertekad untuk merangkul kembali teman-temannya agar bisa melakukan kerja sama tim yang baik. Ia tetap ingin membawa tinggi kehormatan Jawa Tengah, ia tidak mau mundur karena ia merasa tertantang, “apakah saya bisa membawa tim ke podium?” ujarnya.

Meski harus membawa putrinya untuk latihan terpusat, hal tersebut tidak menjadikannya halangan untuk tetap semangat dalam berlatih menuju PON XX Papua. Zulita mengaku bahwa ia masih memiliki misi untuk membawa tim ke podium tertinggi, karena saat PON Jabar 2016 Tim Hoki Jawa Tengah hanya dapat meraih medali perunggu.

Kendala dalam penurunan fisik yang diakibatkan oleh vakumnya Ia selama kurang lebih hampir dua tahun dikarenakan hamil juga harus dirasakannya, “jadinya fisiknya bener-bener mengejar teman-teman yang usianya masih muda, sehingga sangat bekerja keras bagaimana supaya tidak ketinggalan sama yang muda”.

 “Tapi alhamdulillah masih bisa membawa medali perunggu (saat PON Papua)”, ucapnya di akhir kalimat.

“Buat adik-adik yang ingin meneruskan jejak kakak-kakaknya menjadi atlet hoki, jangan lelah untuk berproses. Terus semangat dalam menjalani latihan dan jangan menjadikan tugas kuliah maupun sekolah sebagai halangan untuk berangkat latihan” kata wanita berusia 29 tahun tersebut. Menurutnya, baik tugas sekolah maupun kuliah dapat dikerjakan beriringan dengan Training Center (TC) seperti yang ia alami dahulu. “Kalau kita berlatih dengan sungguh-sungguh, tidak menutup kemungkinan kita bisa masuk dalam Tim Nasional Hoki Indonesia”, lanjutnya. Memang, selain kapten Tim Hoki Jawa Tengah, ia juga merupakan salah satu pemain utama pada Tim Nasional Hoki Indonesia pasa Sea Games 2019 yang lalu.

“Saat ini kesempatan terbuka lebar dan sudah ada pelatih dari Jawa Tengah (di Timnas) yang bisa menilai perkembangan kita. Jadi adik-adik bisa menjadi next Timnas dari Jawa Tengah”, sambungnya. Ia juga berpesan kepada para penerusnya untuk jangan menyia-nyiakan peluang yang ada untuk masuk di Timnas Hoki Indonesia. Gigih dalam berlatih dan berusaha dalam melampaui batas kemampuan kita merupakan kunci baginya untuk bisa berada di titik yang sekarang ini. “Intinya tetap jangan bosan terus latihan, latihan, latihan. Karena semua dibuktikan dengan latihan dan juga mental”, pesan Zulita.

Patut untuk kita apresiasi kegigihan dan semangatnya untuk membela nama Jawa Tengah. Lambang Jawa Tengah di dada dalam setiap pertandingan menjadi penguat utamanya untuk terus mengharumkan nama Jawa Tengah. Kecintaannya kepada Jawa Tengah dan olahraga, membawanya ke titik tertinggi dalam hidupnya, satu-persatu impiannya tercapai melalui Hoki. Siapa sangka yang tadinya hanya ‘iseng’ untuk mengikuti cabang olahraga yang belum populer ini melalui UKM, dapat menghantarkannya untuk meraih mimpinya dan mendapatkan rejeki yang tak terduga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar