Membawa Buah Hati Saat Pelatda PON XX Papua, Tak
Membuat Zulita Menyerah Membawa Tim Ke Podium
Zulita Dwi Aprilia, seorang ibu sekaligus seorang atlet hoki bernomor
punggung 5 mengatakan bahwa ia mengawali karir sebagai pehoki dari rasa
penasaran dan ajakan dari teman ke UKM. Ia akhirnya tertarik untuk mencoba
bermain hoki hingga bisa menjadi seorang atlet profesional serta mengikuti berbagai
kejuaraan hoki. Tahun 2016, wanita yang akrab disapa dengan Julitenk merasa
sangat senang dan bangga karena bisa bergabung dalam kejuaraan PON bidang
olahraga hoki. Zulita sebelumnya hanya mengikuti pertandingan hoki antar
universitas. Setelah banyak mengikuti berbagai pertandingan, pada tahun 2016 Zulita
berkesempatan untuk mewakili daerah provinsi Jawa Tengah dalam kejuaraan PON
cabang olahraga hoki di Jawa Barat kala itu. Pencapaian yang luar biasa bagi
Timnya karena berhasil pulang berkalungkan medali Perunggu.
Pada
tahun 2020, Zulita berkesempatan mengikuti kejuaraan PON untuk kedua kalinya.
Namun, istri dari atlet Paralayang tersebut merasa memiliki tanggung jawab yang
besar pada kejuaraan PON keduanya. Beberapa kendala sempat Ia alami saat
Pelatda PON kali ini, salah satunya adalah kehamilannya. Ketika ia mengetahui
bahwa ia positif mengandung pada tahun 2020 awal, tentu saja ia merasa kaget.
Namun sebenarnya, rencana awal Zulita adalah tidak ingin mengikuti PON Papua
karena ia sudah menikah pada 18 Desember 2018 yang lalu. Ia merasa ingin fokus
kepada keluarga terlebih dahulu dan ingin berenti sejenak dari dunia olahraga.
Tetapi
keberuntungan masih memihak kepadanya, pandemi Covid-19 membuat semua acara
tertunda bahkan batal, termasuk PON XX Papua kemarin. Koni Indonesia telah
menetapkan bahwa PON XX Papua akan ditunda selama satu tahun dikarenakan
pandemi yang tak kunjung reda. Hal itu membuat ibu satu anak ini bahagia dan
kembali bersemangat untuk menjalani latihan terpusat bersama timnya.
Julitenk
bertekad untuk merangkul kembali teman-temannya agar bisa melakukan kerja sama
tim yang baik. Ia tetap ingin membawa tinggi kehormatan Jawa Tengah, ia tidak
mau mundur karena ia merasa tertantang, “apakah saya bisa membawa tim ke
podium?” ujarnya.
Meski
harus membawa putrinya untuk latihan terpusat, hal tersebut tidak menjadikannya
halangan untuk tetap semangat dalam berlatih menuju PON XX Papua. Zulita
mengaku bahwa ia masih memiliki misi untuk membawa tim ke podium tertinggi,
karena saat PON Jabar 2016 Tim Hoki Jawa Tengah hanya dapat meraih medali
perunggu.
Kendala
dalam penurunan fisik yang diakibatkan oleh vakumnya Ia selama kurang lebih
hampir dua tahun dikarenakan hamil juga harus dirasakannya, “jadinya fisiknya
bener-bener mengejar teman-teman yang usianya masih muda, sehingga sangat
bekerja keras bagaimana supaya tidak ketinggalan sama yang muda”.
“Tapi alhamdulillah masih bisa membawa medali
perunggu (saat PON Papua)”, ucapnya di akhir kalimat.
“Buat
adik-adik yang ingin meneruskan jejak kakak-kakaknya menjadi atlet hoki, jangan
lelah untuk berproses. Terus semangat dalam menjalani latihan dan jangan
menjadikan tugas kuliah maupun sekolah sebagai halangan untuk berangkat
latihan” kata wanita berusia 29 tahun tersebut. Menurutnya, baik tugas sekolah
maupun kuliah dapat dikerjakan beriringan dengan Training Center (TC) seperti
yang ia alami dahulu. “Kalau kita berlatih dengan sungguh-sungguh, tidak
menutup kemungkinan kita bisa masuk dalam Tim Nasional Hoki Indonesia”,
lanjutnya. Memang, selain kapten Tim Hoki Jawa Tengah, ia juga merupakan salah
satu pemain utama pada Tim Nasional Hoki Indonesia pasa Sea Games 2019 yang
lalu.
“Saat
ini kesempatan terbuka lebar dan sudah ada pelatih dari Jawa Tengah (di Timnas)
yang bisa menilai perkembangan kita. Jadi adik-adik bisa menjadi next Timnas
dari Jawa Tengah”, sambungnya. Ia juga berpesan kepada para penerusnya untuk
jangan menyia-nyiakan peluang yang ada untuk masuk di Timnas Hoki Indonesia.
Gigih dalam berlatih dan berusaha dalam melampaui batas kemampuan kita
merupakan kunci baginya untuk bisa berada di titik yang sekarang ini. “Intinya
tetap jangan bosan terus latihan, latihan, latihan. Karena semua dibuktikan
dengan latihan dan juga mental”, pesan Zulita.
Patut
untuk kita apresiasi kegigihan dan semangatnya untuk membela nama Jawa Tengah.
Lambang Jawa Tengah di dada dalam setiap pertandingan menjadi penguat utamanya
untuk terus mengharumkan nama Jawa Tengah. Kecintaannya kepada Jawa Tengah dan
olahraga, membawanya ke titik tertinggi dalam hidupnya, satu-persatu impiannya
tercapai melalui Hoki. Siapa sangka yang tadinya hanya ‘iseng’ untuk mengikuti
cabang olahraga yang belum populer ini melalui UKM, dapat menghantarkannya
untuk meraih mimpinya dan mendapatkan rejeki yang tak terduga.